Radarkriminal.id, Bekasi, Jabar – Dunia pendidikan Kota Bekasi dihebohkan dengan kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh anak Kepala Sekolah (Kepsek) Menegah Pertama Islam (SMPI) Ibnu Hajar di Jalan Yon Armed No.07 Rt.003/006, Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi Jawa Barat.
Pasalnya dugaan penganiayaan siswa kelas IX inisal DMH (16) tahun terjadi didalam kelas oleh anak kepala sekolah saat sedang mengikuti Ujian Nasional (UN), Kekerasan yang terjadi di sekolah harus menjadi perhatian serius baik dari Aktivis Pendidikan, Pemerintah Kota melalui Dinas Pendidikan Kota Bekasi maupun Komisi 4 DPRD Kota Bekasi.
Peran guru, bisa melakukan beberapa tindakan seperti menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif, mengadopsi pendekatan yang adil dan konsisten dalam mengatasi konflik, serta melibatkan siswa dalam program pencegahan kekerasan.
“Kekerasan di sekolah adalah masalah yang serius, namun bisa diatasi melalui upaya bersama dari siswa, guru, staf sekolah, dan masyarakat,” ujar Romi Sikumbang Ketua LSM Penjara
Menurutnya kekerasan di sekolah memiliki dampak yang luas dan serius, baik bagi korban, pelaku, maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan.
“Dampak bagi korban meliputi trauma Psikologis, penurunan prestasi akademik, masalah kesehatan mental, dan bahkan ide bunuh diri”, tegasnya
Selain itu kata Romi pelaku juga dapat mengalami dampak negatif, seperti perubahan perilaku dan masalah dalam hubungan sosial. Sementara itu, sekolah yang mengalami kekerasan dapat mengalami penurunan reputasi, kepercayaan orang tua, dan bahkan penurunan jumlah siswa.
“Orang tua dapat memutuskan untuk memindahkan anak-anak mereka ke sekolah lain karena kekerasan yang terjadi di sekolah. Guru juga dapat mengalami kesulitan fokus mengajar karena harus menangani masalah kekerasan yang terjadi di sekolah”, ungkapnya
Romi menuturkan upaya pencegahan sekolah perlu memberikan edukasi kepada siswa, guru, dan orang tua tentang kekerasan dan dampaknya, serta cara mencegahnya, Sekolah juga perlu melakukan pembinaan kepada siswa, guru, dan orang tua untuk mengembangkan sikap positif, toleransi, dan empati.
“Sekolah perlu memiliki sistem laporan yang efektif agar korban kekerasan dapat melaporkan kejadian yang mereka alami tanpa takut dan sekolah perlu memberikan dukungan psikologis dan sosial kepada korban kekerasan serta sekolah perlu memberikan sanksi yang sesuai terhadap pelaku kekerasan”, pungkasnya
Sementara Wildan Fathurrahman Wakil Ketua Komisi 4 DPRD Kota Bekasi yang membidangi Pendidikan dikonfirmasi Selasa 27 Mei 2025 soal peristiwa tersebut tidak menjawab .
(YANTO BS)