RadarKriminal.id, Kabupaten Bogor, Jabar — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan menurunkan inspektorat ke sekolah tersebut untuk menelusuri penyebab ambuknya bangunan.
Hal itu pasca insiden ambruknya bangunan atap SMKN 1 Cileungsi, di Desa Limus Nunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, menyebabkan sebanyak 31 siswa dan guru mengalami luka-luka, pada Rabu (10/9/2025).
Staf Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jalaludin, mengatakan ada 31 korban luka imbas peristiwa tersebut.
“Para korban, kini tengan dirawat di sejumlah rumah sakit terdekat. Data jumlah korban tersebut berdasarkan hasil kaji cepat yang dilakukan pihaknya,” jelas Jalaludin.
Menurut Jalaludin, data sementara saat ini jumlah korban ada 31 jiwa, 26 dilarikan ke RS Thamrin, dan lima lainnya dilarikan ke RS Merry.
“Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB saat jam belajar tengah berlangsung. Atap dan dinding bangunan sekolah di wilayah Cileungsi ambruk pada saat siswa kelas 12 dan 10 melakukan giat belajar dan mengajar,” ujarnya
Ia mengkonfirmasi, saat ini masih melakukan penanganan terhadap atap sekolah yang ambruk tersebut.
“Para korban sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat, dan bangunan sampai saat ini masih bergerak perlahan yang dikhawatirkan akan menambah kerusakan,” tukasnya.
Sempat beredar awak media di larang meliput evakuasi di RS dr. Abdul Radjak saat di konfirmasi salah satu staf rumah sakit yang enggan di sebutkan namanya mengatakan “Ga boleh masuk karena ada alasan pak, demi kenyamanan dan kelancaran tindakan penanganan di IGD dan didalam IGD penuh sama guru2 orang tua dan pasien lain, makanya ga bisa masuk pasien umum aja duduk dikursi roda karna penuh siswa sekolah yang darurat, 24 siswa masuk semua ke igd,” Ujarnya.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, merespons ambruknya bangunan SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor. Melalui unggan Instagram pribadinya.
KDM meminta Inspektorat Jawa Barat untuk turun melakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang berkaitan dalam pembangunan sekolah tersebut.
Ia menyebut bahwa sekolah yang sempat mendapatkan sentuhan pembangunan tersebut kualitasnya buruk.
“SMKN 1 Cileungsi Bogor dari informasi yang saya terima dibangun pada 2016. Dipastikan kualitas pembangunannya buruk kalau sampai atapnya roboh,” kata KDM.
Pihajnya mengaku akan melakukan pemeriksaan terhadap bangunan SMKN 1 Cileungsi Kabulaten Bogor, melalui Inspektorat Jawa Barat.
“Saya juga sudah meminta Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan. Dan dulu siapa yang membangunnya. Karena setiap orang harus bertanggung jawab terhadap hal yang dia lakukan,” tegasnya
Di samping itu, ia mengatakan bahwa Pemprov Jawa Barat akan membangun ruang kelas baru di SMKN 1 Cileungsi mulai besok, Kamis (11/9/2025).
“Ini dilakukan agar kegiatan belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan maksimal,” katanya.
Kang Dedi juga menginstruksikan, seluruh kepala SMA dan SMK negeri di wilayah Jawa Barat untuk segera mengidentifikasi ruang kelas yang rusak dan berpotensi roboh.
“Saya akan mengupayakan ruang kelas atau bangunan yang membahayakan untuk dibangun di sisa tahun 2025 ini,” jelasnya.
“Intinya, jangan sampai kenyamanan anak-anak dalam belajar terganggu. Pembangunan ruang kelas akan menjadi prioritas,” tutupnya.
(YBS)

















