RadarKriminal.id, Jakarta – Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengungkapkan keinginannya untuk bergabung dengan Partai Gerindra.
Hal itu dia sampaikan dalam Kongres III Projo yang digelar di Hotel Grand Sahid Jakarta, Sabtu (1/11).
“Mohon izin, jika suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahaminya. Enggak usah ditanya lagi partainya apa. Karena apa? Saya mungkin satu-satunya orang yang diminta oleh Presiden langsung di sebuah forum,” ujar Budi Arie.Dia berharap bisa memperkuat agenda-agenda politik Prabowo yang menurut dia sejauh ini sudah membawa manfaat besar untuk kepentingan bangsa.
“Kita berharap bisa memperkuat agenda politik pak Prabowo agar kepemimpinan beliau bisa lebih kuat dan solid. Oleh karena itu, kita akan memperkuat seluruh agenda politik Presiden dengan memperkuat partai politik pimpinan Presiden,” imbuhnya.Dalam kesempatan itu, Budi Arie mengungkapkan Projo berencana untuk mengubah logo organisasi supaya tidak terkesan mengultuskan individu.
Logo Projo saat ini terpampang siluet wajah Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Budi Arie mengatakan rencana perubahan logo tersebut merupakan salah satu upaya Projo melakukan transformasi organisasi.
“Dalam rangka itu Projo akan melakukan transformasi organisasi, yang salah satunya adalah kemungkinan mengubah logo Projo,” kata Budi Arie.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyambangi Kongres III Projo yang digelar di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).
Pantauan Kompas.com, Dasco hadir memakai baju putih sekitar pukul 15.24 WIB.Namun, Dasco tidak masuk ke dalam ballroom utama di mana Kongres III sebelumnya diselenggarakan. Ia justru beralih ke ruangan lain, tempat petinggi relawan Projo berada, termasuk Ketua Umum (Ketum) ProjoBudi Arie Setiadi.
Setibanya di pintu ruangan, Dasco disambut oleh elite-elite relawan Projo dan memasuki ruangan.Adapun dalam kesempatan yang sama, Budi Arie mengaku bertekad untuk memperkuat partai yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.Organ relawan Projo menggelar Kongres III di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan. Dalam kongres kali ini, salah satu agenda penting yang dibahas adalah perubahan logo organisasi.
Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menjelaskan nantinya logo Projo tidak lagi menggunakan wajah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Ia menegaskan perubahan logo ini menjadi langkah transformasi organisasi sekaligus penegasan bahwa Projo tidak mengultuskan individu tertentu.
“Projo akan melakukan transformasi organisasi, yang salah satunya adalah kemungkinan mengubah logo Projo. Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu. Iya, kemungkinan (bukan logo Jokowi lagi),” ujar Budi Arie kepada wartawan seusai pembukaan Kongres III Projo, Sabtu (1/11/2025).
Meski logonya berubah, Budi Arie memastikan nama organisasi tetap akan menggunakan nama Projo. Ia juga meluruskan bahwa Projo bukan singkatan dari Pro Jokowi, melainkan berasal dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi.
“Projo itu artinya negeri dan rakyat. Jadi Projo itu sendiri artinya negeri dalam bahasa Sanskerta, dan dalam bahasa Jawa Kawi artinya rakyat. Jadi kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya,” jelas Budi Arie.
Ia juga menegaskan Projo tidak akan bertransformasi menjadi partai politik. “Projo tidak akan menjadi partai,” tegasnya.
Diketahui, Kongres III Projo digelar selama dua hari, pada 1-2 November 2025, dengan agenda membahas arah organisasi, transformasi relawan, dan dukungan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Supriyadi


















