RadarKriminal.id, Kabupaten Bogor, Jabar – Pemerintah Desa Sentul kembali menggelar seremoni launching Bankeu Infrastruktur Desa 2025 untuk proyek TPT di Babakan Rawa Haur. Klaim transparansi mengemuka, tetapi substansinya dipertanyakan. Apakah ini benar-benar keterbukaan, atau sekadar lip service di tengah minimnya akuntabilitas?
Transparansi Semu: Kades Sentul, R. Alex Sandi Ridwan, mengklaim pelibatan warga, namun tanpa detail mekanisme. Pertanyaan mendasar: sejak kapan warga dilibatkan? Adakah forum aspirasi atau pengawasan anggaran? Tanpa bukti nyata, transparansi hanyalah retorika.

Launching Meriah, Realisasi Miris?: Seremoni launching lebih dominan ketimbang substansi proyek. Informasi minim soal pelaksana teknis, pengawasan, dan jaminan kualitas. Apakah ini ajang pencitraan, sementara kontrol di lapangan lemah?
TPT: Solusi Instan atau Mitigasi Komprehensif?: Pembangunan TPT di area rawan longsor penting, tetapi apakah bagian dari rencana mitigasi bencana yang holistik? Tanpa sistem drainase, vegetasi pendukung, dan edukasi warga, TPT hanya menambal masalah, bukan mengatasi akar persoalan.
Dana Desa & Bankeu: Rawan Tumpang Tindih?: Proyek dibiayai dari dana desa dan Bankeu Kabupaten Bogor. Bagaimana kedua sumber dana ini dikelola secara terpisah dan sinergis? Laporan publik yang bisa diakses warga mana? Tanpa akuntabilitas, potensi mark-up anggaran mengintai.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Simbol: Desa Sentul patut berbangga dengan proyek TPT, tetapi pembangunan berkelanjutan butuh transparansi, partisipasi aktif, dan akuntabilitas yang solid. Jika tidak, visi desa maju hanya jadi utopia.
(YANTO BS)














