RadarKriminal.id, Kabupaten Bogor, Jabar — Pasar Cileungsi, yang seharusnya menjadi pusat aktivitas ekonomi rakyat, kini justru menjadi simbol ketidakpedulian dan buruknya tata kelola.
Kondisi pasar yang kumuh, banjir saat hujan, dan penumpukan sampah telah lama menjadi keluhan pedagang dan pengunjung. Namun, hingga kini, belum ada tindakan nyata dari pihak pengelola pasar.
Drainase Buruk, Banjir Tak Terhindarkan
Masalah utama yang menghantui Pasar Cileungsi adalah sistem drainase yang buruk. Saluran air yang kecil dan tersumbat, baik di dalam maupun di luar area pasar, menjadi pemicu genangan air setiap kali hujan deras mengguyur.
Ironisnya, beberapa saluran bahkan tertutup cor beton dan tidak bisa dibuka, seolah-olah banjir bukan masalah yang perlu diantisipasi.
Akibatnya, para pedagang harus menanggung kerugian hingga puluhan juta rupiah karena dagangan rusak dan aktivitas jual beli terganggu.
“Kepala Pasar Tohaga harus bertindak, jangan diam,” tegas salah satu pedagang, Jumat (7/11/2025).
Sampah dan PKL: Simbol Ketidaktertiban
Selain banjir, penumpukan sampah dan keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang tidak tertata memperparah wajah kumuh pasar. Tidak ada sistem pengelolaan yang jelas, tidak ada pengawasan yang tegas.
Pasar yang seharusnya menjadi tempat nyaman untuk berbelanja, kini berubah menjadi labirin semrawut yang menyulitkan pengunjung.
Ujang (40), salah satu pengunjung, menyuarakan keprihatinannya. “Kepala pasarnya harus kreatif. Benahi pasar dengan rapi, agar pedagang dan pengunjung nyaman,” ujarnya.
Di Mana Tanggung Jawab Pengelola?
Kritik tajam dari pedagang dan pengunjung seharusnya menjadi alarm bagi pengelola Pasar Tohaga.
Ketika pasar dibiarkan kumuh dan tidak tertata, bukan hanya pedagang yang dirugikan, tetapi juga citra pemerintah daerah yang tercoreng.
Pasar bukan sekadar tempat jual beli, tapi wajah pelayanan publik.
“Sudah saatnya Kepala Pasar Tohaga keluar dari zona nyaman dan menunjukkan kepemimpinan yang solutif,” pintanya.
“Jika tidak, Pasar Cileungsi akan terus tenggelam dalam genangan air dan ketidakpedulian,” tutup salahsatu pengunjung itu.
Sementara itu, pihak Pasar Cileungsi Melalui Kepala Pasar Cileungsi saat di konfirmasi melalui pesan WhastApp belum bisa memberikan keterangan resmi.
(YANTO BS)



















