RadarKriminal.id, Kabupaten Bogor, Jabar — Tiga ruang kelas yg berada di lantai 2 atapanya roboh dan menimpa siswa-siswi yang berada di 3 ruangan tersebut kejadian rabu 10/09/2025. Menjadi hari yang tidak akan terlupakan bagi puluhan siswa SMKN 1 Cileungsi. Pasalnya, ditengah menjalani proses belajar, mereka dikagetkan dengan runtuhnya atap bangunan yang menimpa puluhan siswa tersebut. Padahal situasi saat itu tidak ada hujan atau angin besar yang bisa menjadi pemicu robohnya atap bangunan.
Hal itulah membuat banyak pihak berspekulasi mengenai penyebab utama robohnya atap bangunan adalah karena kesalahan konstruksi dan penggunaan material yang tidak sesuai. Karena bangunan tersebut baru seumur jagung.
”Robohnya sekitar jam 9.30 saat itu saya lagi ikut kegiatan sosialisasi industri di ruang pojok. Tiba-tiba atap kelas roboh dan menimpa temen-temen yang lagi di dalam kelas,” ujar Irna salahsatu siswa SMKN 1 Cileungsi yang juga menjadi korban.
Menurut dia, ada tiga ruang kelas yang atap bangunannya runtuh. Dimana pada saat peristiwa tersebut semua siswa-siswi sedang mengikuti proses pembelajaran tersotak berhamburan keluar ruang kelas.
”Ada 30 lebih yang menjadi korban tertimpa dan mengalami luka-luka,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Cileungsi, Kompol Edison mengatakan, pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait runtuhnya atap bangunan SMKN 1 Cileungsi.
”Proses evakuasi sudah dilakukan, sembilan ambulance disiagakan untuk melakukan penanganan korban,” ujarnya.
Menurutnya, dari hasil pendataan, setidaknya ada 18 korban yang masih di rawat di rumah sakit. 17 siswa di RS Thamrin, 1 siswa di RS Merry Cileungsi,” tukasnya.
Beberapa jurnalis yang tengah melakukan liputan korban ambruknya atap SMKN 1 Cileungsi merasa kecewa dengan manajemen RS Radjak Hospital. Pasalnya pihak manajemen melarang media untuk meliput dan mengambil gambar para siswa yang menjadi korban ambruknya atap SMKN 1 Cileungsi.
”Kami kecewa dengan sikap dari RS Radjak karena melarang wartawan meliput para korban. Padahal korban banyak dibawa ke RS Radjak,” ungkap salahsatu awak media yang meliput di RS Radjak.
Orangtua murid yang enggan di sebutkan namanya yang sedang menjemput anaknya memberi komentar dengan robohnya atap bangunan Gedung di lantai 2 SMKN1 Cileungsi, “Ia meminta supaya pihak Inspektorat melakukan pemeriksaan yang dulu siapa yg membagunnya, dam supaya pihak yang berwajib harus melakukan penyelidikan dalam kasus ini”. Ujarnya. Anak kami perlu kenyamanan dalam ruangan kelas, jangan menjadi korban dan was-was dalam ruangan kelas, tutupnya.
(YANTO BS)